Dosen Pembimbing
Drs.H.
Normuslim,M.Ag.
Pengembangan Kurikulum
PEMBINAAN
DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM
PROGARAM
STUDY S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang
berjudul “Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum”
Banyak kesulitan yang kami raskan namun berkat bantuan dari
berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah itu sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan dan mudah-mudahan sumbangan pikiran kami yang sederhana
ini dapat bermanfaat bagi kelancaran masyarakat umumnya dan pada diri kami
khususnya.
Sebelum dan sesudahnya kami mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran
sehingga makalah itu dapat terselesaikan pada waktunya, kami menyadari bahwa
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kririk dan
saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Pada akhirnya hanya kepada
Allah Swt kami memohon perlindunngan dari kesesatan dan kemungkaran,
semoga usaha kami yang kecil ini membawa manfaat dan berkah, baik didunia
maupun diakhirat. Aamiin yaa rabbal alamin……..
Palangka
raya, April 2013
Penyusun
DAFTR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
!!
DAFTAR ISI......................................................................................................................
!!!
BAB II PENDAHULUAN..................................................................................................
4
A.
Latar
belakang masalah.............................................................................................
4
B.
Rumusan
masalah......................................................................................................
4
C.
tujuan.........................................................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
6
A.
Pembinaan
kurikulum................................................................................................
6
1.
Pengertian
pembinaan kurikulum.......................................................................
6
2.
Ruang
lingkup pembinaan kurikulum.................................................................
6
3.
Guru
dan upaya pembinaan kurikulum............................................................... 7
B.
Pengembangan
kurikulum.........................................................................................
8
1.
Pengertian
pengembangan kurikulum................................................................
8
2.
Pendekatan
dalam pengembangan kurikulum....................................................
9
3.
Tahap-tahap
pengembangan kurikulum............................................................
10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
12
A.
Kesimpulan
............................................................................................................. 12
B.
Saran........................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan
pentingnya sekolah dan pendidikan secara teratur bagi pertumbuhan dan pembinaan
anak dan generasi muda pada umumnya.Dalam masa kemajuan sekarang ini, setiap
sekolah memerlukan beberapa orang guru, sehingga masing-masing anak akan mendapat
pendidikan dan pembinaan dari beberapa orang guru yang mempunyai kepribadian
dan mentalnya masing-masing. Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak
didik. Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran
yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak sengaja,
bahkan tidak disadari oleh guru. Melalui sikap, gaya dan macam-macam penampilan
kepribadian dan kode etik guru, bahkan dapat dikatakan bahwa kepribadian dan
kode etik guru akan lebih besar pengaruhnya dari pada kepandaian dan ilmunya,
terutama bagi anak didik yang masih dalam usia kanak-kanak dan masa meningkat
remaja, yaitu tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena anak didik pada
tingkat tersebut masih dalam masa pertumbuhan.
Pengembangan kurikulum adalah istilah
yang komprehensif, di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang
akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau
biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan
kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap
akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada
pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi
perkembangan pendidikan. Manusia, disisi lain sering kali memiliki keterbatasan
kemampuan untuk menerima, menyampaikan dan mengolah informasi, karenanya
diperlukan proses pengembangan kurikulum yang akurat dan terseleksi dan memiliki
tingkat relevansi yang kuat. Dalam hal ini merealisasikannya maka diperlukan
suatu model pengembangan kurikulum dengan pendekatan yang sesuai kemudian
dilanjutkan dengan pembinaan kurikulum untuk meningkatkan mutuyang lebih baik.
Untuk lebih lanjutnya akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan rumusan
masalahnya yaitu:
1.
Bagaimana
pembinaan kurikulum di sekolah?
2.
Bagaimana
bentuk pengembangan kurikulum di sekolah?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:
1.
Untuk
mengetahui pembinaan kurikulum di sekolah
2.
Untuk
mengetahui bagaimana bentuk pengembangan kurikulum di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembinaan
Kurikulum
1.
Pengertian
pembinaan kurikulum
Istilah
menunjukan pada suatu kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah
ada. Bila kita sudah memiliki sebuah rumah, maka usaha kita sehari-hari dalam
bentuk membersihkan rumah tersebut, memperbaiki cara-cara mengatur perabot yang
ada dalam rumah tersebut, memperbaiki atau mengganti bagian-bagian dari rumah
tersebut yangmengalami kerusakan, memperluas dan memperindah perkarangan rumah
tersebut, dan kegiatan lain yang sejenis,itulah yang kita sebut dengan usaha
pembinaan.[1]
Pengertian
pembinaan diatas berlaku pula dalam bidang kurikulum, maka usaha kita
melaksanakan kurikulum itu sebaik-baiknya, memperlengkapi alat-alat yang ada
dari segi jumlah maupun mutunya,meningkatkn keterampilan guru dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dituntut oleh kurikulum bersangkutan, melengkapi
ruangan-rangan praktek yang dibutuhkanuntuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam bidang pengajaran tertentu, dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis,
itulah yang kita sebut dengan usaha pembinaan kurikulum. Dengan kata lain,
kegiatan pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan pelaksanaan kurikulum yang telah kita miliki, dengan maksud untk
memperoleh hasil yang semakin baik. Pembinaan kurikulum berarti perubahan
sektoral, berlangsung dalam jangka waktu pendek, dan bertujuan memperbaiki dan
melengkapi sistem pendidikan yang sedang berjalan agar lebih efisien dan
efektif melaksanakan tugasnya.
2.
Ruang
Lingkup Pembinaan Kurikulum[2]
Ruang lingkup pembinaan kurikulum di lembaga pendidikan atau
sekolah mencakup semua komponen kurikulum terutama yang mempengaruhi anak
didik.Adanya peran dan posisi yang berbeda antara Kepala Sekolah dengan guru,
maka ruang lingkup pembinaan kurikulum dapat dibedakan menjadi dua kategori,
yakni pembinaan oleh Kepala Sekolah dan pembinaan oleh guru.
Lingkup Pembinaan oleh Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan kurikulum di
sekolah yang dipimpinnya.Sehubungan dengan itu maka peranan Kepala Sekolah
tidak hanya berperan sebagai pembina kurikulum tapi juga menjadi koordinator
pembinaan kurikulum. Lingkup pembinaan yang menjadi tanggung jawab Kepala
Sekolah antara lain;
(a) Pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah.
(b) Efektivitas dan efisiensi strategi pelaksanaan kurikulum.
(c) Efektivitas dan efisiensi penggunaan sarana kurikuler.
(d) Menilai keberhasilan upaya pembinaan kurikulum, yang
dilaksanakan staf.
Lingkup pembinaan kurikulum oleh para guru.
Ruang lingkup pembinaan kurikulum oleh guru mencakup antara lain:
(a) Proses belajar-mengajar atau hasil belajar
(b) Pelaksanaan bimbingan penyuluhan
(c) Pembinaan administrasi sekolah
(d) Pembinaan pribadi
3. Guru dan Upaya PembinaanKurikulum
Upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan
meningkatkan kualitas proses pengajaran dan hash belajar yang dicapai siswa.
Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses belajar mengajar termasuk
penilaian hash belajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan
pembinaan kompetensi profesional guru itu sendiri.
Berikut ini dijelaskan beberapa upaya pembinaan kurikulum yang bisa
dilakukan oleh para guru di sekolah
Proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dan kurikulum,
khususnya garis-garis besar program pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu.
Upaya yang bisa dilakukan agar pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai
dengan rambu-rambu yang ada dalam GBPP adalah sebagai berikut:
a. Menelaah GBPP -
Dalam GBPP dikemukakan tujuankurikuler, tujuan instruksional, pokok
bahasan/sub pokok bahasan, bahan pengajaran dan penyebaran pokok bahasan
berdasarkan kelas/caturwulan/Semester.
Telaahan guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan
(1) berapa banyak pokok bahasan dalam satu
caturwulan/semestersesuai dengan tujuan instruksionalnya. Hal mi penting
untuk.membaginya kedalam jumlah pertemuan mengajar tatap muka, sehingga
memudahkan dalam menyusun satuan pelajaran. Misalnya dalam satu
caturwulan/Semester tersedia 14 pertemuan nyata sehingga setiap pertemuan dapat
dihitung jumlah pokok bahasan/sub pokok bahasanya. Dengan carainimaka kurikulum
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
(2) Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai
dengan isi bahan/pokok bahasan yang ada
dalam GBPP. Melaluitelaahan mi guru dapat mencari dan menentukanbuku sumberyang
paling sesuai dengan isi pokok bahasan.Bila ada pokokbahasan yang belum ada
buku sumbernya, guru dapat mencari dan mengumpulkannya dan berbagai sumber yang
ada, sekaligus menyusun sendiri uraian pokok bahasan tersebut dalam
buku/catatantersendiri.
(3) jenis alat peraga dan sarana belajar yang diperlukan gunamengajarkan
pokok bahasan tersebut. Alat-alat peraga apayang diperlukan, dan mana diperoleh
(membeli, atau membuatsendiri) serta fasilitas lain yang diperlukan, harus
dipersiapkan jauh-jauh sebelum me1ajar dimulai.
(4) pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi
materi/bahanpengajaran berdasarkan pokok bahasan tersebut. Guru dapat
mengumpulkan atau menyusun-pertanyaan, dan berbagai sumber yang ada. Bila ada
bank soal, maka guru dapat memilih Pembinaan Proses Belajar Mengajarsejumlah
pertanyaan ‘untuk keperluan formatif dan penilaiansumatif.
Sebaiknya menelaah GBPP dilakukan guru pada away semester,
bersama-sama dengan guru sejenis atau bidang studi lain. Akan lebih bermakna
bila dilakukan dalam bentuk lokakarya dengan inisiatif Kepala Sekolah.
b. Menyusun satuan pelajaran
Berdasarkan telaahan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satuan
pelajaran untuk satu semester. Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh
untuk satu semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan
belajar, dan penilaian. Manfaat lain, guru tidak direpotkan membuat satpel
setiap kali akan mengajar. Bila setiap bidang studi telah memiliki satuan
pelajaran menyeluruh untuk tiap semester, maka akanlebih mudah menilai
keberhasilan kurikulum.
Penyusunan satpel menyeluruh sebaiknya’ dilakukan melalui kegiatan
lokakarya pada awal semester (masa libur) dioordinasi oleh Kepala Sekolah
dengan mengikutsertakan semua guru bidang studi.
c. Penyediaan sumber (alat) fasilitas belajar
Menyediakan sumber (alat) fasilitas belajar untuk siswa, seperti
alat peraga, buku sumber, alat praktikum, bahan diskusi (topik-topikdiskusi),
keperluan pameran, alat untuk kunjungan ke luar :kelas, dan lain-lain. Upaya
pengelolaan sumber belajar dilakukan dan direncanakan sedini mungkin, sehingga
pada waktu pelaksanaannya dapat berjalan lancar.Sumber belajar dapat
diusahakan.me lalui berbagai cara misalnya membuat sendiri, menugaskan siswa,
membeli, atau bekerja sama dengan orang lain/pihak lain (meminjam, dan
lain-lain). Sebaiknya setiap kelas/ruang belajar disediakan sumber-suniber
belajar sehingga memudahkan penggunaannYa.Sumber belajar untuk setiap bidang
studi dapat berbeda sesuai dengan hakikat dan materi bidang studi. Kerja
samaanta guru yang mengajar bidang studi yang sama dalam menyiapkan sumber belajar
akan mempermudah penyediaan sumber belajar.
Sumber-sumber belajar dalam proses pengajaran terdiri atas manusia,
bahan tertulis, media dan alat peraga, dan pengalaman belajar siswa itu
sendiri.
d. Penilaian hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah
satu ukuran dan keberhasilan proses belajar-mengajar. Hash tersebut nampak
dalam hal perubahan intelektual terutama.mengenai pemahaman konsep, prinsip,
hukum, teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan
memecahkan masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan
menganalisis dan menginterpretasi permasalahan yang dihadapinya dan kemampuan
memberikan pertimbangan terhadap sesuatu gejala, masalah, objek, dan lain-lain
atas dasar kaidah-kaidah dan nilai-nilai tertentu.
Hasil belajar lainnya adalah sikap dan tingkah laku yang dinyatakan
oleh para siswa setelah menempuh pengalaman belajar/ nya. Hasil-hasil tersebut
dapat diketahui guru melalui berbagai caraantara lain melalui tes (tertulis,
lisan, tindakan), observasi pada waktu siswa melakukan kegiatan belajar,
mengadakan analisis pekerjaan siswa, wawancara dengan siswa, menghimpun
informasimengenai kemajuan belajar siswa dari berbagai sumber.
B.
Pengembangan
Kurikulum
1.
Pengertian
pengembangan Kurikulum
Istilah
pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara
yang baru, dimana suatu kegiatan tersbut penilaian dan penyempurnnaan tehadap alat atau cara tersebut dipandang
cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan
tersebut.
Pengertian
pengembangan diatas, berlaku pula dalam bidang kurikulum. Kegiatan
pengembangan kurikulum mencakup
penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan disekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan yang
dilakukan terhadap komponen-komponen tertentu dari kurikulum tersebut atas
dasar hasil penelitian. Bila kurikulum itu sudah dianggap sudah cukup mantap,
setelah mengalami penilaian dan penyempurnaan, maka berakhirlah tugas
pengembangan kurikulum tersebut untuk kemudian dilanjutkan dengan tugas
pembinaan. Hal ini berlaku pula untuk setiap komponen kurikulum, misalnya
pengembangan metode meengajar,pengembangan alat
pelajaran, dan sebagainya.
Sinonom
dengan “curriculum development”. Pengembangan kurikulum berarti perubahan dan
peralihan total dari kurikulum kekuriulum lain.
Pengembangan
kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang
lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan
kata lain, pengembagan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum.
2.
pendekatan
dalam pengembangan kurikulum
Ada
tiga jenis pendekatan yang ditempuh didalam pengembangan kurikulum yaitu
pendekatan yang berorentasi pada bahan-bahan pelajaran, pendekatan yang berorentasi
pada tujuan pengajaran dan pendekatan dengan pola organisasi bahan.
a)
Pendekatan yang berorentasi pada bahan pelajaran
Dalam
pendekatan ini, pertanyaaan yang pertama-tama timbul pada waktu menyusun
kurikulum adalah bahan atau materi apakah yang perlu diajarkan kepada siswa?
Bila telah
dikemukan pokok-pokok bahan yang diajarkan, maka penguraian lebih lanjut dari
bahan tersebut. Kalau didalam pemikiran penyusunan kurikulum ada semacam
tujuan yang ingin dicapai melalui
kurikulum tersebut, tujuan ini masih bersifat smar-samar dan sering tidak
dirumuskan secara jelas.
b)
Pendekatan
yang berorentasi pada tujuan pengajaran
Dalam
pendekatan yang kedua ini, pertanyaan yang pertama-tama timbul pada waktu
menyusun kurikulum adalah tujuan-tujuan apakah yang ingin dicapai, atau
pengetahuan, keterampilan dan sikap apakah yang kita harapkan dimiiki oleh siswa setelah menyusun kurikulum
ini?
Sebagai jawaban
terrhadap pertanyaan tersebut, kemudian dirumuskan tujuan-tujuan dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kita harapkan secara jelas.
Atas dasar
tujuan-tujuan diatas itulah selanjutnya ditetapkan pokok-pokok bahan pelajaran
dan kegiatan belajar mengajar, yang kesemuaannya itu diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang dinginkan.
c)
Pendekatan
dengan pola organisasi bahan[3]
Pendekatan
dengan pola organisasi bahan ini dapat
dilihat dari pola pendekatan yaitu sebagai berikut :
1)
Pendekatan
pola subject matter curiculum : pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran
secara terpisah-pisah, misalnya sejarah,ilmu bumi, biologi,dan
fisika(berhitung).
2)
Pendekatan
dengan pola correlated curriculum : pendekatan dengan pola mengekompokan
beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang biasa secara dekat
berhubungan. Mengapa demikian ? hal ini wajar karena kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa sehari-hari tidak terjadi secara tersendiri, paling tidak
terjadi dari beberapa segi kehidupan yang terjalin didalamnya.
3)
Pendekatan
pola integrated curriculum : pendekatan ini didasarkan pada keseluruhan
hal yang mempunyai arti tertentu. Ada
tiga otoritas kurikuler yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
Ø Otoritas institusional , pendekatan ini tanggung jawab
pengoperasian pendidikan ada pada spesialis, administator, dan guru. Sedangkan
kebutuhan, karekteristik, minat peserta didik diteiti serta mempengaruhi
pengambilan keputusan yang bersangkutan.
Tetapi peserta didik tidak mempunyai peranan dalam menentukan tujuan dan bahan.
Sehubungan dengan itutugas guru adalah motivator peeserta didik, mengembangkan
transfer,menilai keberhasilan dan keseluruhan program(kegiatan).
Ø Otoritas shared membership ,pendekatan ini dikembangkan oleh
orang-orang yang berkepentingan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan
peserta didik. Hal yang menonjol dalam pendekatan ini adalah kedudukan peserta
didik(sebagai anggota) diakui. Peserta didik berpartisipasi dalam menentukan
tujuannya dan upaya pendidikan. Mereka bergantung pada otoritas institusional,
tetapi bersama-sama dengan guru menentukan aturan.
Ø Otoritas individual, peserta didik merupakan otoritas yang
menentukan tujuan, upaya atau kegiatan dan efektivitas belajar dalam pendekatan
ini.peserta didik didorong untuk menemukan kemampuannya sendiri,untuk belajar
sendiri. Dengan demikian, peserta didik memerlukan kebebasan untuk berpikir dan
bereksplorasi.
3.
Tahap-tahap
pengembangan kurikulum[4]
Ada tiga tahap
pengembangan kurikulum yaitu sebagai berikut :
a)
Tahap
pengembangan tingkat lembaga
1)
Perumusan
tujuan institusional, sumber-sumber yang dapat dimanf`atkan dalam merumuskan
tujuan institusional
sekurang-sekurangnya ada tiga sumber yaitu tujuan pendidikan nasional
yang tercantum dalam undang-undang sistem pendidikan nasional, pandangan atau
harapan masyarakat dan dunia pekerjaan, dan harapan lembaga pendidikan yang
lebih tinggi,
2)
Penetapan
si dan program, struktur program yang meliputi penetapan adalah : jenis-jenis
program pendidikan (umum, akademis, keterampilan dan lain-lain),sistem/jumlah
kelas dan unit waktu yang digunakan semester, jumlah bidang study yang
diajarkan dalam setiap harinya dan jumlah jam pelajaran untuk setiap bidang
study per hari.
3)
Penyusunan
strategi pelaksanaan kurikulum, yang meliputi empat cakupan yaitu : pelaksanaan
pengajaran, pengadaan penilaian, pengadaan bimbingan dan penyuluhan, dan
pelaksanaan administrasi dan supervisi.
b)
Tahap
pengembangan setiap bidang study
1)
Merumuskan
tujuan kurikuler
2)
Merumuskan
tujuan pengajaran
3)
Menetapkan
pokok bahasan/ sub pokok bahasan
4)
Menyusun
garis-garis besar program pengajaran(GBPP)
5)
Menyusun
pedoman khusus
c)
Pengembangan
program pengajaran dikelas
Dalam mengembangkan program pengajaran
dikelas, GBPP bidang study yang ada harus dikaji dan diolah oleh para guru
sehingga menjadi satuan-satuan bahan pelajaran yang akan disajikan kepada
siswa.
Satuan bahan adalah satuan konsep, pengertian
atau masalah yang dapat disajikan kepada para siswa dalamwaktu dua sampai
delapan jam pelajaran. Satuan-satuan bahan ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh
paranguru dalam menyusun program pengajaran dikelas. Tugas guru dalam menyusun
program pengajaran ini berarti para guru secara langsung menjadi engembangan
kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan
pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan
pelaksanaan kurikulum yang telah kita miliki, dengan maksud untk memperoleh
hasil yang semakin baik. Pembinaan kurikulum berarti perubahan sektoral,
berlangsung dalam jangka waktu pendek, dan bertujuan memperbaiki dan melengkapi
sistem pendidikan yang sedang berjalan agar lebih efisien dan efektif
melaksanakan tugasnya.
Pengembangan
kurikulum merupakan suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat
yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik
B.
Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua
sebagai calon seorang guru, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar
yang lebih baik untuk kedepannya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Muhammad
dkk.1998.”Pengembangan Kurikulum”. Bandung : cv
Pustaka Setia
Ladjid, Hafni.
2005. “pengembangan kurikulum menuju kurikulum berbasis kompetensi”.
Ciputat:
Quantum Teaching
Sudjana,
Nana.2002.”Pembinaan Dan Pengebangan Kurikulum Di Sekolah”. Bandung :Sinar Baru
Algensindo
Soetopo,
Hendyat Dan Wasty Soemanto.1993.”Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum”.
Jakarta: Bumi Aksara
[1] Soetopo,
Hendyat Dan Wasty Soemanto.1993.”Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum”.
Jakarta: Bumi Aksara.hal:43-45
[2] Sudjana, Nana.2002.”Pembinaan Dan Pengebangan Kurikulum Di
Sekolah”. Bandung :Sinar Baru Algensindo.hal:103-110
[4] Ladjid, Hafni. 2005. “pengembangan kurikulum menuju kurikulum
berbasis kompetensi”.Ciputat:QuantumTeaching.hal:15-22